4 Jan 2014

Mahasiswa UGM Berhasil Melakukan Ekspedisi Internasional


Lima orang mahasiswa pecinta alam Universitas Gajah Mada telah berhasil menyelesaikan ekspedisi internasional dan mencatatkan diri sebagai orang Indonesia pertama yang memanjat Tebing Pussa Yan yang berada di Taman Nasional Gate to River, Ghuoi Zhou, China. Kegiatan ini merupakan rangkaian ekspedisi MAPAGAMA (sebutan mahasiswa pecinta alam UGM) dalam memperingati 40 tahun berdirinya organisasi.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian ekspedisi yang kami lakukan dalam memperingati hari jadi MAPAGAMA yang ke 40”, ujar Ariez sebagai ketua ekspedisi. “Selain kegiatan panjat tebing di China, kami juga mengadakan Ekspedisi Hello Borneo Etnophotography di Kalimantan Barat pada Maret 2013 dan Ekspedisi Internasional pertama ke Nepal yang dilaksanakan Mei 2013”. Ekspedisi ke China merupakan lanjutan dari ekspedisi pertama yaitu penjelajahan gunung dan sungai di Nepal. Pertimbangan kelompok dalam menentukan lokasi didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai yaitu harga terjangkau dengan kepuasan maksimal. Tujuan mereka selain menjadi orang Indonesia pertama yang memanjat disana juga bertujuan untuk membentuk jalur pendakian tebing yang murah. 
Dalam mempersiapkan ekspedisi ini, mereka melakukan seleksi dalam menentukan orang-orang yang akan diikutsertakan dalam ekspedisi yang dimulai dari Februari hingga April. Setelah proses seleksi berlangsung, maka terpilihlah tiga orang pemanjat yang diikutsertakan dalam ekspedisi. Sebelum melakukan ekspedisi ini, pendaki melakukan beberapa latihan dan tryout. “Pada saat latihan, kami mencoba berbagai style dalam panjat tebing baik artificial maupun sport di tebing-tebing daerah Gunungkidul seperti Siung, dan Parangendog serta tryout dilakukan di Sulawesi tepatnya di Tebing Bambanpuang, Tinoring, dan Tontonan di Sulawesi Selatan mulai 23 September sampai 7 Oktober 2013”, kata ketua ekspedisi yang sambil memperlihatkan video dokumentasi kegiatan. Mereka memilih Sulawesi untuk dijadikan tempat tryout karena kesamaan jenis tebing yang ada dengan tebing di China.
Setelah persiapan dilakukan, tim ekspedisi berangkat ke China menggunakan pesawat dan harus beberapa kali transit. Setelah melewati perjalanan yang memakan banyak waktu dan tenaga, akhirnya tim ekspedisi berhasil sampai ke kota Ghoui Zhou tempat lokasi tebing berada. Tebing Pussa Yan merupakan tujuan pendakian terletak di daerah Taman Nasional Gate to River yang terkenal dengan lubang yang membentuk terowongan disetiap bukitnya dan sungainya yang masih terjaga.
“Tebing Pussa Yan memiliki ketinggian 180 meter dan berbentuk seperti tebing-tebing yang sering terlihat di film-film kungfu”, ujar Yayan sebagai penyedia perlengkapan dalam ekspedisi. Setelah tiba dilokasi pendakian, tim melakukan persiapan dan pemeriksaan peralatan. Pendakian ini menggunakan sistem Himalayan style yaitu melakukan pendakian yang masih melakukan kontak dengan camp pendakian karena menyesuaikan dengan kondisi tebing. Hasil dari ekspedisi ini, mereka berhasil mencapai puncak tebing dalam tiga hari, dengan total waktu pendakian selama empat hari. Hal ini terjadi akibat adanya faktor cuaca yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya pendakian. Pendakian ini berhasil membuat tujuh pitch (tempat beristirahat selama pendakian).

Kendala yang dihadapi oleh pendaki selama ekspedisi berlangsung adalah cuaca yang dingin dan berkabut, serta kendala bahasa menjadi kendala yang utama. “Cuaca sangat mempengaruhi dalam ekspedisi ini, bahkan suhu bisa dibawah 10 0 celcius sehingga membuat kami kedinginan”, ujar Ariez sambil menrangkan video dokumentasi. “Selain itu juga terjadi overhang (permukaan tebing yang menjorok keluar) membuat kami kesulitan”, tambahan dari Yayan. Pendakian yang berlangsung mulai dari 21 Oktober sampai dengan 11 November 2013 ini berhasil dilaksanakan dengan sukses dan membawa kebanggaan bagi Indonesia karena mendapat pengakuan dari pendaki lain dari Meksiko, Javier yang memuji hasil kerja tim ekspedisi.                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar