Lima orang
mahasiswa pecinta alam Universitas Gajah Mada telah berhasil menyelesaikan
ekspedisi internasional dan mencatatkan diri sebagai orang Indonesia pertama
yang memanjat Tebing Pussa Yan yang berada di Taman Nasional Gate to River, Ghuoi Zhou, China.
Kegiatan ini merupakan rangkaian ekspedisi MAPAGAMA (sebutan mahasiswa pecinta
alam UGM) dalam memperingati 40 tahun berdirinya organisasi.
“Kegiatan ini
merupakan rangkaian ekspedisi yang kami lakukan dalam memperingati hari jadi
MAPAGAMA yang ke 40”, ujar Ariez sebagai ketua ekspedisi. “Selain kegiatan
panjat tebing di China, kami juga mengadakan Ekspedisi Hello Borneo Etnophotography di Kalimantan Barat pada Maret 2013
dan Ekspedisi Internasional pertama ke Nepal yang dilaksanakan Mei 2013”.
Ekspedisi ke China merupakan lanjutan dari ekspedisi pertama yaitu penjelajahan
gunung dan sungai di Nepal. Pertimbangan kelompok dalam menentukan lokasi
didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai yaitu harga terjangkau dengan
kepuasan maksimal. Tujuan mereka selain menjadi orang Indonesia pertama yang
memanjat disana juga bertujuan untuk membentuk jalur pendakian tebing yang
murah.
Dalam
mempersiapkan ekspedisi ini, mereka melakukan seleksi dalam menentukan
orang-orang yang akan diikutsertakan dalam ekspedisi yang dimulai dari Februari
hingga April. Setelah proses seleksi berlangsung, maka terpilihlah tiga orang
pemanjat yang diikutsertakan dalam ekspedisi. Sebelum melakukan ekspedisi ini,
pendaki melakukan beberapa latihan dan tryout. “Pada saat latihan, kami mencoba
berbagai style dalam panjat tebing
baik artificial maupun sport di tebing-tebing daerah
Gunungkidul seperti Siung, dan Parangendog serta tryout dilakukan di Sulawesi
tepatnya di Tebing Bambanpuang, Tinoring, dan Tontonan di Sulawesi Selatan
mulai 23 September sampai 7 Oktober 2013”, kata ketua ekspedisi yang sambil
memperlihatkan video dokumentasi kegiatan. Mereka memilih Sulawesi untuk
dijadikan tempat tryout karena kesamaan jenis tebing yang ada dengan tebing di
China.
Setelah
persiapan dilakukan, tim ekspedisi berangkat ke China menggunakan pesawat dan
harus beberapa kali transit. Setelah melewati perjalanan yang memakan banyak
waktu dan tenaga, akhirnya tim ekspedisi berhasil sampai ke kota Ghoui Zhou
tempat lokasi tebing berada. Tebing Pussa Yan merupakan tujuan pendakian
terletak di daerah Taman Nasional Gate to
River yang terkenal dengan lubang yang membentuk terowongan disetiap
bukitnya dan sungainya yang masih terjaga.
“Tebing Pussa
Yan memiliki ketinggian 180 meter dan berbentuk seperti tebing-tebing yang
sering terlihat di film-film kungfu”, ujar Yayan sebagai penyedia perlengkapan
dalam ekspedisi. Setelah tiba dilokasi pendakian, tim melakukan persiapan dan
pemeriksaan peralatan. Pendakian ini menggunakan sistem Himalayan style yaitu melakukan pendakian yang masih melakukan
kontak dengan camp pendakian karena menyesuaikan dengan kondisi tebing. Hasil
dari ekspedisi ini, mereka berhasil mencapai puncak tebing dalam tiga hari, dengan
total waktu pendakian selama empat hari. Hal ini terjadi akibat adanya faktor
cuaca yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya pendakian. Pendakian ini
berhasil membuat tujuh pitch (tempat beristirahat selama pendakian).
Kendala yang
dihadapi oleh pendaki selama ekspedisi berlangsung adalah cuaca yang dingin dan
berkabut, serta kendala bahasa menjadi kendala yang utama. “Cuaca sangat
mempengaruhi dalam ekspedisi ini, bahkan suhu bisa dibawah 10 0 celcius
sehingga membuat kami kedinginan”, ujar Ariez sambil menrangkan video
dokumentasi. “Selain itu juga terjadi overhang
(permukaan tebing yang menjorok keluar) membuat kami kesulitan”, tambahan
dari Yayan. Pendakian yang berlangsung mulai dari 21 Oktober sampai dengan 11
November 2013 ini berhasil dilaksanakan dengan sukses dan membawa kebanggaan
bagi Indonesia karena mendapat pengakuan dari pendaki lain dari Meksiko, Javier
yang memuji hasil kerja tim ekspedisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar