Setiap
orang yang hidup didunia memiliki ceritanya sendiri, begitu juga Bapak Muhajir.
Dia adalah seorang pedagang kaki lima di daerah depan Gedung Pertamina DIY. Dia
menjual makanan berupa bakwan kawi yang menjadi satu-satunya sumber pendapatan
demi bertahan hidup. Dia melakukan perjuangan hidup yang tidak semua orang bisa
lakukan.
Pria
kelahiran Kebumen 36 tahun yang lalu ini, merantau ke Yogyakarta untuk mencari
kehidupan yang lebih baik dengan berdagang. Dia tidak memiliki pilihan lain
dalam bekerja dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki sebagai lulusan sekolah
dasar. Dia menikah dengan Sugiyem, istrinya dan dikaruniai dua putra. Anak pertama
berumur 15 tahun dan anak kedua berumur 9 tahun.
Selain
keterbatasan ilmu yang dimiliki, dia juga merasa kurang sesuai bekerja
dirumahnya sendiri di Wonosari, yang semua kegiatan pertaniannya tergantung
oleh musim sehingga sering terjadi ketidakjelasan pekerjaan jika musim kemarau
tiba. Itulah yang menjadikan dasar baginya untuk merantau ke Yogyakarta dan
kini tinggal di Kricak dan meninggalkan anak istri dirumah.
Hasil
bersih berdagang bakwan kawi ini sehari-harinya sebesar Rp25.000,00. Untuk kehidupan
sehari-harinya, memang penghasilannya tidak mencukupi sama sekali. Namun dia
tetap berusaha dan bekerja demi anak istrinya dirumah. Saat dia sedang menjaga
dagangannya, dia sering memandang sesuatu yang ada dijalan. Dari raut mukanya
tampak seperti orang berfikir untuk mencari solusi dalam menghadapi
permasalahan hidup yang dialami. Dia bekerja keras dan ikhlas dalam berdagang
semata-mata ingin memberikan penghidupan kepada anak dan istri.
Dia
mulai berdagang dari tahun 1994 dan mengalami beberapa kali bergonta-ganti barang dagangan hingga
kini masih bertahan dengan berjualan bakwan kawi. Meskipun dia merantau ke
Yogyakarta, dia selalu menyempatkan dirinya untuk pulang kerumahnya di Wonosari
sekedar untuk memberikan hasil jerih payahnya kepada anak dan istrinya dirumah.
Dia
berharap agar kehidupannya jadi lebih baik dengan terus bekerja meskipun modal
yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima. Dia bercita-cita
ingin menyekolahkan anak-anaknya sesuai kemampuan dan keinginan mereka. Semua itu
dia lakukan dengan tujuan agar hidup anak-anaknya lebih baik dari kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar